Minggu, 18 Oktober 2015

MAKALAH AL-QUR’AN MEMAHAMI DAN MENGHAMPIRINYA

MAKALAH
AL-QUR’AN MEMAHAMI DAN MENGHAMPIRINYA

Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikam PAI
Dosen Pengampu: Ujang Khiyarusoleh, M.Pd


Disusun Oleh:
1.    Eli Musyaropah              (40213009)
2.    Juli Ratnasari                  (40213017)
3.    Setio Tri Yuningsih        (40213036)
Kelas: 5PGSD1




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERADABAN BUMIAYU
2015




Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat selesai menyusun makalah kami dengan judul “Al-Qur’an Memahami dan Menghampirinya” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PAI pada semester 5 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Peradaban Bumiayu.
Makalah ini ditujukan untuk rekan-rekan mahasiswa PGSD semester 5 sebagai bentuk materi pembelajaran dalam mengikuti perkuliahan Pembelajaran PAI. Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok 3 dan diambil dari berbagai referensi yang kami pelajari, baik dari kitab suci Al-Qur’an, buku konsep pendidikan Al-Qur’an dan lain sebagainya. Diharapkan dengan disusunnya makalah ini akan membantu kami dan rekan-rekan mahasiswa lainnya untuk dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran PAI serta dapat lebih memahami pengertian, fungsi, tujuan, kandungan pokok, dan Al-Qur’an sebagai mu’jizat sepanjang masa, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh anggota kelompok atas kerja sama yang baik dalam penyusunan makalah ini. Semoga usaha kita bermanfaat dan mendapat rahmat dan ridho dari Allah SWT. Aamin


Bumiayu,   15 Oktober 2015


Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara Malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah kitab Allah yang terakhir setelah Taurat yang diturunkan kepada  Nabi Musa a.s, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s, dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Bernilai ibadah tidak saja bagi pembacanya, tapi juga pendengarnya. Artinya membaca Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk ibadah meskipun yang mendengar ataupun yang membacanya belum mengetahui maknanya. Didalam Al-Qur’an berisi banyak penjelasan mengenai kehidupan manusia secara lengkap. Berisi petunjuk maupun pedoman bagi manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur’an memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab lain. Al-Qur’an merupakan kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Keistimewaan dalam Al-Qur’an juga berisi petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupannya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Keistimewaan lainnya terdapat dalam gaya bahasa yang digunakan dan informasi yang diberikan didalamnya. Didalam makalah ini akan dibahas mengenai Al-Qur’an, baik dari segi definisi, fungsi, tujuan, pokok kandungan dalam Al-Qur’an, Aplikasi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dan penjelasan mengenai Al-Qur’an sebagai mu’jizat sepanjang masa.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an?
2.      Apa fungsi Al-Qur’an?
3.      Apa tujuan Al-Qur’an?
4.      Apa saja pokok kandungan dalam Al-Qur’an?
5.      Jelaskan Al-Qur’an merupakan mu’jizat sepanjang masa !
6.      Bagaimana aplikasi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari?
C.       Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1.      Rekan-rekan mahasiswa dapat menjelaskan Definisi Al-Qur’an dengan benar
2.      Rekan-rekan mahasiswa dapat menjelaskan Fungsi Al-Qur’an dengan benar
3.      Rekan-rekan mahasiswa dapat menjelaskan tujuan Al-Qur’an dengan benar
4.      Rekan-rekan mahasiswa dapat memahami kandungan pokok Al-Qur’an dengan baik
5.      Rekan-rekan mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Al-Qur’an sebagai mu’jizat sepanjang masa
6.      Rekan-rekan mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan aplikasi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Al-Qur’an
Secara bahasa, al-Qur’an berasal dari kata kerja qara’a yang berarti bacaan dan qiraa’ah yang berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Kata Al-Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru (dibaca).
Mukni’ah (2011: 201) menjelaskan bahwa kata Qur’an paling umum diterjemahkan sebagai bacaan atau tilawah (bacaan yang dilantunkan), dan telah dihubungkan secara etimologi dengan qeryana (bacaan kitab suci, bagian dari kitab suci yang dibacakan dalam ritual keagamaan). Dalam bahasa suriah, dan miqra’ dalam bahasa Ibrani (pembacaan suatu kisah, kitab suci). Sebagian mufasir berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari bentuk fu’lan, Qura’an membawa konotasi “bacaan sinambung” atau “bacaan abadi”, yang dibaca dan didengar beulang-ulang.
Menurut Subhi Ash-Shalih dalam Mukni’ah (2011:201) Ia mendefinisikan Al-Qur’an sebagai kalam Allah swt. Berupa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan ditulis dimushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
Definisi senada diungkapkan oleh Muhammad Ali Ash-Shabuni. Menurutnya Al-Qur’an adalah firman Allah swt. Yang tiada tandingaannya, diturunkan kepada Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Naas.
Mukni’ah (2011: 202) Al-Qur’an dikhususkan sebagai nama kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad sehingga Al-Qur’an menjadi nama khusus kitab tersebut, yaitu sebagai nama diri, termasuk juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Sebagai sebuah nama, Al-Qur’an merujuk pada wahyu (Tanzil) yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dalam rentang waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun. 13 tahun diMekkah dan 10 tahun diMadinah. Al-Qur’an adalah ekspresi dari Ummul Kitab sebagai paradigma komunikasi Ilahiah sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Ra’d: 39:
يَمْحُوا اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ.
Artinya: “Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan disisi-Nya terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Al-Ra’d(13): 39).
Didalam Al-Qur’an juga menjelaskan tentang pernyataan nama Al-Qur’an, yang dapat dilihat pada beberapa ayat, yaitu: dalam QS. Al-A’raf ayat 204, yang artinya “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarlah dan perhatikanlah ”, dan QS. Al-Waaqiah ayat 77 yang artinya “Sungguh Al-Qur’an ini bacaan yang sangat mulia”.

B.       Fungsi Alqur-an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah, sebagaimana yang dijelaskan QS. Al-A’raf: 2:
كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ.
Artinya: “(Inilah) kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman ”. (QS. Al-A’raf: 2)
Mukni’ah (2011: 204) Al-Qur’an berfungsi sebagai mu’jizat Rasulllah Muhammad Saw. Pedoman hidup bagi setiap muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya dan bernilai abadi. Sedangkan Wisnu Arya Wardhana (2009: 50) berpendapat agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik dimuka bumi ini, diperlukan suatu pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju kearah kebaikan di dunia maupun diakhirat nanti. Selama manusia mempercayai dan mau menggunakan pedoman atau petunjuk tersebut, Insya’Allah tujuan untuk menjadi khalifah yang baik akan tercapai.
Wisnu Arya Wardhana (2009: 51) menyebutkan fungsi Al-Qur’an yang merupakan “hudal lin naas” atau menjadi petunjuk bagi umat manusia. Adalah sesuai pula dengan nama-nama lain dari Al-Qur’an, yaitu:
a.       Al-Kitaab atau kitaabullah, merupakan sinonim dari perkataan Al-Qur’an, sebagaimana tersebut dalam surat Al-Baqarah: 2 yang artinya, “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya……..”
b.      Al-Furqaan, artinya “pembeda” yaitu yang membedakan yang benar dan yang batil, sebagai tersebut dalam surat Al-Furqaan: 1 yang artinya “Maha Agung Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan kepada hambaNya, agar ia menjadi peringatan kepada seluruh alam”.
c.       Adz-dzikir artinya “Peringatan” sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-Hijr: 9 yang artinya “sesungguhnya kamilah yang menurunkan “Adz-Dzikir” dan sesungguhnya kamilah penjaganya”.
d.      Al-Huda artinya “Petunjuk”, yaitu petunjuk manusia menjalankan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini. (QS. Al-Jinn: 13)
e.       Al-Maui’zhah artinya “Nasehat”
f.       As-syifa artinya “obat” yaitu berfungsi sebagai penyembuh atau penawar bagi penyakit-penyakit yang menyesak dada. (QS. Yuunus: 57)
g.      Al-Hikmah atau kitab kebijaksanaan yang berisi ayat-ayat tentang kebijaksanaan yang dibutuhkan oleh manusia.
h.      Al-khoir atau kitab kebaikan yang memberikan tuntunan kepada umat manusia tentang kebaikan yang datangnya dari Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 105 yang artinya “Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik, tidak menginginkan diturunkannya suatu kebaikan (khoir) kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendakiNya untuk menerima rahmatNya (kenabian)  dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS. Al-Baqarah: 105)
Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok dan prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah, serta mahluk lainnya. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan seperti beribadah langsung kepada Allah, berkeluarga, bermasyarakat, berdagang, utang-piutang, warisan, pendidikan dan pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Dan setiap muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut dalam kehidupannya.
Sebagai korektor Al-Qur’an banyak mengungkapkn persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab sebelumnya yang dinilai Al-Qur’an tidak sesuai dengan ajaran Allah yang sebenarnya. Baik dalam segi sejarah, hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan lain sebagainya.

C.       Tujuan Pokok Alqur-an
Quraish Shihab (1992: 57) menerangkan tentang tiga tujuan pokok Al-Quran yaitu:
a.    Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
b.    Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
c.    Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia kejalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.”

D.      Pokok kandungan Alqur-an
Al-Qur’an dan Terjemahnya (76) Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia.
Al-Qur’an diturunkan sebagai pegangan bagi mereka, yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk satu abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaran-ajarannya adalah sama dengan luasnya umat manusia.
Islam menghendaki agar sifat-sifat yang ditanamkan pada manusia dipertunjukan dengan syarat, yaitu sifat-sifat itu hendaknya diterapkan pada waktu yang tepat. Di kehendaki sifat suka memberi ma’af, tetapi sebaliknya dikehendaki pula supaya kejahatan dihukum dengan hukuman yang setimpal. Sifat suka memberi ma’af jangan sampai menggampangkan timbulnya kejahatan. Ia menghendaki agar manusia itu jujur dan beani menerangkan yang benar, sekalipun perkataan yang benar itu akan membawa iya dalam kesulitan. Selanjutnya Al-Qur’an mengajarkan agar manusia tetap suci, tetapi tidak dengan jalan dikebiri. Manusia harus berendah hati, tetapi jangan melupakan harga diri. Manusia dapat menggunakan hak-haknya, tetapi dengan tidak menggunakan hak-hak orang lain. Manusia diwajibkan mendakwahkan agama, tetapi dengan cara bijaksana. Demikian merupakan contoh-contoh ajaran Al-Qur’an.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat, 2, 3, dan 4 ditegaskan;
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (٢) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ .(٤)
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an)” ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (QS. Al-Baqarah: 2-4)
Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu mereka yang memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya.
Mukni’ah (2011: 207) menyebutkan beberapa Kandungan pokok dalam Al-Qur’an yaitu:
1.                  Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang didunia. Al-Qur’an mengajarkan Aqidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah yang satu yang tidak pernah tidur dn tidak beranak-pinak. Al-Qur’an yang menyebut Allah sampai 2799 kali mulai dengan menerangkan tentang keesaan Tuhan dan mengakhiri dengan keesaan Tuhan pula. Seperti yang terdapat dalam surat Al- A’raaf ayat 59:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya". Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)”. (QS Al- A’raaf ayat 59).
Aqidah mengajarkan kita untuk percaya kepada yang ghaib, selain percaya akan keesaan Allah, juga Percaya kepada malaikat Allah (QS. Al- Baqarah: 177) , percaya kepada wahyu yang diturunkan oleh Allah swt (QS. Al-Maaidah: 48), percaya adanya akhirat (QS. As-Sajdah: 21), percaya kepada nabi-nabi Allah (QS. Faathir: 24), dan percaya kepada qadar (QS. ), atau biasa kita umat Islam sebut sebagai 6 butir dari rukun iman.
2.                  Ibadah
Dari segi bahasa ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut. Para fuqaha mengartikan ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah swt. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama Islam adalah seperti yang tercantum dalam lima butir rukun Islam:
a.       Mengucapkan dua kalimat syahadat (QS. Al-A’raaf: 158)
b.      Shalat 5 waktu (QS. Al’Ankabut: 45)
c.       Membayar Zakat (QS. At Taubah: 60)
d.      Puasa di bulan Ramadhan (QS. Al- Baqarah: 183. )
e.       Haji bagi yang mampu menjalankannya (QS. Ali’ Imran: 97)
3.                  Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji/ akhlakul karimah maupun akhlak tercela / akhlakul madzmumah. Allah swt mengutus Nabi Muhammad Saw tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak setiap manusia. Dan manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
4.                  Hukum-hukum
Hukum yang ada diAl-Qur’an adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesame manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis, seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh (pembagian harta pustaka), jihad (peperangan).
5.                  Peringatan
Peringatan (Tadzkir) adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah ta’ala. Berupa siksa neraka. Peringatan juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga. Disamping itu, ada pula gambaran yang menyenangkan didalam Al-Qur’an (targhib) dan sebaliknya, gambaran yang menakutkan (Terhib).
6.                  Sejarah-sejarah/ kisah-kisah
Sejarah/ kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu, baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah Swt. Serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat / ingkat terhadap Allah Swt. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu/ i’tibar.
7.                  Dorongan untuk berfikir
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang mengulas bahasan yang memerlukan pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga untuk membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.

E.       Alqur-an merupakan mu’jizat sepanjang masa
(Al-Qur’an dan Terjemahannya) Al-Qur’an Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa Al-Qur’an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an dan Kamilah Pemelihara-Pemelihara Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasullullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Al-Quran mempunyai sekian fungsi. Diantaranya adalah bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. Dalam hal ini, Al-Quran menegaskan: Katakanlah (hai Muhammad) sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain (QS 17:88).

1.    Bukti-Bukti dari Al-Quran Sendiri
Menurut pendapat seorang ulama besar Syi’ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba’iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang,sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. (Quraish Shihab,1992: 28).
Menurut Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya. (Quraish Shihab,1992. 29).
2.    Bukti-Bukti Kesejarahan
Menurut .(Quraish Shihab, 1992: 30-31) ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.(Quraish Shihab, 1992: 30-31)
a.    Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan.
b.    Masyarakat Arab khususnya pada masa turunnya Al-Quran dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja.
c.    Masyarakat Arab sangat gandrung lagi mengagungkan kesusastraan.
d.   Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
e.    Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
f.     Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
g.    Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita, lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
F.        Aplikasi Alqur-an dalam kehidupan sehari-hari  menurut Tafsir (2013)
1.    Perintah untuk menuntut Ilmu
Qs Thaaha ayat 114
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Artinya : “Maka Maha Tinggilah Allah, yang Menguasai seluruh alam, lagi Yang Benar (pada segala-galanya). Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) tergesa-gesa membaca Al-Quran sebelum selesai dibacakan oleh Jibril kepadamu, dan berdoalah dengan berkata: 'Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku'.
2.    Perintah untuk berhijab
Qs Al-A’raf ayat 26
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya :”Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu, dan pakaian perhiasan; dan pakaian yang berupa taqwa itulah yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah kurnia) Allah (dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya) supaya mereka mengenangnya (dan bersyukur)”.
3.    Perintah untuk berzakat
Qs Al-Baqarah ayat 110
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ .
Artinya : “Dan dirikanlah oleh kamu akan sembahyang dan tunaikanlah zakat dan apa jua yang kamu dahulukan dari kebaikan untuk diri kamu, tentulah kamu akan mendapat balasan pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah sentiasa Melihat segala yang kamu kerjakan”
4.    Perintah untuk berlaku jujur dalam berniaga
 (Q.S Al An'aam(6) ayat 152)
وَلاَ تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلا بِالَّتِي هِيَأَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاوُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ  وَصَّاكُمْ
 بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya : “Dan janganlah kamu hampiri harta anak yatim melainkan dengan cara yang baik (untuk mengawal dan mengembangkannya), sehingga ia baligh (dewasa, serta layak mengurus hartanya dengan sendiri); dan sempurnakanlah segala sukatan dan timbangan dengan adil'. Kami tidak memberatkan seseorang dengan kewajipan melainkan sekadar kesanggupannya - 'dan apabila kamu mengatakan sesuatu (semasa membuat apa-apa keterangan) maka hendaklah kamu berlaku adil, sekalipun orang itu ada hubungan kerabat (dengan kamu); dan perjanjian (perintah-perintah) Allah hendaklah kamu sempurnakan. Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu beringat (mematuhiNya)'.
  1. Perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua
Qs An- Nisa ayat 36
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
  1. Perintah untuk memaafkan kesalahan orang lain
Qs Ali Imran Ayat 134
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.( Qs Ali Imran Ayat 134).


















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Agama islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh dunia, yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk kejalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya (QS 17:9).
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syari’ah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasulullah SAW., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikir (Al-quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berfikir (QS 16:44).

B.  Saran
Demikian makalah yang telah kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami berharap para pembaca dapat memahami isi kandungan Al-Quran yang ada di dalam makalah ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, kami mengharap saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA

1.      Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta
2.      Arya, Wisnu Wardhana. 2009. Alqur-an dan Energi Nuklir. Pustaka Pelajar: Jakarta.
3.      Mukni’ah. 2011. Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta
4.      Quraish, Shihab. 1992. Membumikan Al Qur’an. Mizan Pustaka: Bandung

5.      http://www.tafsir.web.id/2013